Pages

Tuesday, May 10, 2011

Jadi Ibn Ishaq jap,,,perang apa tuh?


BismillahirRahmanirRahim 
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani



Salam,semua!!1 Lama xupdate blog,minggu ni sgt2 sibuk.Maklumlah  dh 2 minggu cuti hari Ahad,ttp minggu ini kuliah spt biasa.Alhamdulillah.Seronok sgt sbb stp hari ada shj ilmu baru.Tp dlm bnyk2 subjek,subjek yg plg aku excited dan jaranglah tgk aku menguap dan bila Dr syarah di depan,badan aku tegak ,semangat!! Ha,time Sirah Nabawiyah! Ya Allah,bila Dr syarah di depan tu rasanya mcm Dr tgh ckp ngn aku sorang.Aku xpeduli dah suara2 sumbang kanan kiri.Lagi2 bila aku faham apa yg Dr syarah(maklumlah fes time blj sejarah B.Arab) Sbb itu aku sblm kuliah,aku mesti bc buku dlu atau cr maklumat kat internet,bantuan pak cik Google ler. Ada satu hal yg aku nk bgtw walau aku tahu korang kurang nk tahu. Cita2 aku sejak sekolah menengah lagi-ahli arkeologi! Tp,abah tentang..T_T.Dia kata org kaji masa depan,hang nk kaji masa blkg wat apa.Lgpun kerja2 pgg berus ni kena ada sponsor,kat Msia xlaku.Abah,,,,tp Alhamdulillah,berkat dgr kata abah,walau hati terguris.Aku diizinkan Allah utk blj di bumi seribu sejarah,belajar sejarah utk cipta Sejarah!
 Baik,kali ini kita akn berbincg ttg perang2 yg disertai nabi krn mmg tajuk inilah yg sdg Dr Basya ajar di kelas. Sebelum itu,mari kita tadabbur kalam suci dr surah alBaqarah....
[216]

Kamu diwajibkan berperang (untuk menentang pencerobohan) sedang peperangan itu ialah perkara yang kamu benci; dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya.
[217]
Mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad), mengenai (hukum) berperang dalam bulan yang dihormati; katakanlah: “Peperangan dalam bulan itu adalah berdosa besar, tetapi perbuatan menghalangi (orang-orang Islam) dari jalan Allah dan perbuatan kufur kepadaNya, dan juga perbuatan menyekat (orang-orang Islam) ke Masjid Al-Haraam (di Makkah), serta mengusir penduduknya dari situ, (semuanya itu) adalah lebih besar lagi dosanya di sisi Allah. Dan (ingatlah), angkara fitnah itu lebih besar (dosanya) daripada pembunuhan (semasa perang dalam bulan yang dihormati). Dan mereka (orang-orang kafir itu) sentiasa memerangi kamu hingga mereka (mahu) memalingkan kamu dari ugama kamu kalau mereka sanggup (melakukan yang demikian); dan sesiapa di antara kamu yang murtad (berpaling tadah) dari ugamanya (ugama Islam), lalu ia mati sedang ia tetap kafir, maka orang-orang yang demikian, rosak binasalah amal usahanya (yang baik) di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah ahli neraka, kekal mereka di dalamnya (selama-lamanya).
[218]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah serta berjuang pada jalan Allah (untuk menegakkan ugama Islam), mereka itulah orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.


  1. Perang Waddan (Buwaath), tahun 2 Hijriyah. Tidak bentrok karena musuh  sudah lari.
  2. Perang ‘Usyairoh, tahun 2 Hijriyah. Tidak terjadi bentrok karena musuh melarikan diri.
  3. Perang Badar I, tahun 2 Hijriyah. Tidak terjadi bentrok karena musuh melarikan diri.
  4. Perang Badar II (Badar Kubro). Terjadi pada hari Jum’at 17 Romadhon tahun 2 Hijriyah (8 Januari 623 M). Rosul SAW mendapat laporan bahwa kafilah dagang Quroisy pimpinan Abu Sufyan bin Harb sebanyak 40 orang pulang berniaga dari negri Syam menuju kota Makkah. Rosul SAW berpendapat ekonomi berperan penting bagi kekuatan musuh. Maka 313 tentara Islam mencegat kafilah itu sebelum sampai Makkah di dekat sebuah sumur milik Badar. Mengetahui hal ini Abu Sufyan minta bantuan dari Makkah sebanyak 950 tentara. Peperangan diawali adu tanding perorangan, yaitu Ali bin Abi Tholib, Hamzah bin Abdul Mutholib dan Ubaidah bin Harits dari pihak Islam, melawan Walid bin Utbah, Syaibah bin Robi’ah dan Utbah bin Robi’ah dari pihak Quroisy. Akhirnya 3 jagoan Quroisy itu terbunuh. Berkobarlah peperangan dan dimenangi pihak Islam. 70 orang terbunuh dari pihak musuh termasuk Abu Jahl bin Hisyam dan tertawan 70 orang termasuk sepupu Rosul SAW Uqoil bin Abi Tholib. Sedangkan dari pihak Islam gugur 14 orang termasuk Ubaidah bin Harits. Adapun tawanan perang dibagi menjadi 2 kelompok, bagi yang kaya harus menebus dengan uang lalu dibebaskan. Dan yang tidak mampu harus mengajar membaca dan menulis kepada anak-anak Muslim masing-masing 10 anak. Peristiwa perang ini diterangkan dalam surat Ali Imron : 123.
  5. Perang Bani Sulaim, seminggu setelah perang Badar, tentara Muslim keluar dari Madinah untuk memberi pelajaran kepada Bani Sulaim atas penghianatannya dalam perang Badar. Setelah lebih dari 10 malam melakukan pengepungan terhadap musuh, maka musuh melarikan diri sehingga tidak terjadi peperangan.
  6.  Perang Najran, setelah tentara Islam sampai di kota Madinah sepulang dari mengepung Bani Sulaim, Rosul SAW menerima laporan bahwa Bani Sulaim akan menyerang kota Madinah. Maka tanpa lelah Nabi SAW kembali menghimpun 300 tentara. Namun sesampainya di Najran musuh tidak ada, maka Rosul SAW dan pasukannya kembali lagi ke Madinah.
  7. Perang Sawieq, terjadi pada tahun 2 Hijriyah. Karena kaum Quroisy kalah dalam perang Badar, maka Abu Sufyan bersumpah, kepalanya tidak akan menyentuh air sebelum dapat membalas dendam kepada Rosul SAW. Maka keluarlah ia bersama 200 pasukan, di tengah jalan mereka bertemu dengan 2 orang Anshor dan langsung membantaunya. Mendengar peristiwa ini Rosulullah SAW bersama kaum Muslimin hendak menyerang musuh. Namun mereka melarikan diri. Diantara bekal yang tertinggal ialah Sawiq semacam roti yang terbuat dari gandum.
  8. Perang Ghothofan. Terjadi pada bulan Shofar tahun 3 hijriyah. 450 orang Bani Tsa’labah dan Bani Muharib akan menyerang kota Madinah yang dipimpin kepala suku Muharib Du’tsur bin Al-Harits. Mendengar hal ini tentara Islam menunggu di luar Madinah yaitu Ghothofan, namun karena mengetahui persiapan kaum Muslimin akhirnya pasukan musuh ketakutan dan meninggalkan komandan mereka, sehingga dengan mudah kaum Muslimin menguasai medan. Kemudian saat Rosul SAW sedang beristirahat di bawah pohon, Du’tsur menghampirinya sambil menghunuskan pedang kepadanya seraya berkata “Hai Muhammad siapakah yang mencegahku untuk membunuhmu sekarang?”, dengan tenang Rosul menjawab “ALLAH”. Mendengar jawaban yang singkat itu Du’tsur gemetar dan pedangnya  terjatuh, kemudian Rosul SAW memungut pedang itu dan balik bertanya “Siapa yang mencegahku untuk membunuhmu sekarang?”, dengan gemetar Du’tsur menjawab “Tak seorangpun”, kemudian Du’tsur dimaafkan dan dibiarkan pergi. Kemudian karena terharu Du’tsur dan kaumnya masuk Islam.
  9. Perang Uhud. Terjadi pada bulan Syawal tahun 3 Hijriyah setahun setelah perang Badar. Karena kalah dalam perang Badar, 3000 tentara Quroisy akan menyerang Madinah. Mendengar hal ini Rosul SAW berencana menghadang mereka di dalam kota. Namun karena usulan para sahabat keluarlah beliau dengan 1000 pasukan menuju bukit Uhud. Tapi di tengah perjalanan 300 orang tentara kembali ke Madinah karena hasutan orang munafik Abdulloh bin salul, sehingga tentara Islam tinggal 700 orang. Sebelum perang Nabi SAW memerintahkan 50 pasukan panah dipimpin Abdulloh bin Zubair menempati posisi di atas bukit dan tidak berpindah posisi tanpa ada komando dalam situasi apapun yang terjadi di bawah. Maka peperangan dimenangi pihak Muslim, pasukan musuh lari dari medan perang meninggalkan harta bendanya. Akan tetapi pasukan panah lupa dengan pesan dan perintah Rosul SAW agar tidak meninggalkan bukit, mereka tergiur dengan harta yang ditinggalkan musuh, maka bukitpun menjadi kosong. Keadaan ini dilihat oleh pihak musuh Kholid bin Walid komandan ahli berkuda, ia dan pasukannya kembali menyerang Muslimin yang sedang terlena dengan harta rampasan. Sehingga komandan Islam Abdulloh bin Zubair pun terbunuh. Keadaan menjadi terbalik musuh berhasil menguasai medan perang. Akhirnya 70 Muslimin menjadi Syuhada, di antaranya yaitu Mush’ab bin Umair dan Hamzah bin Abdul Mutholib dibunuh oleh budak bernama Wahsyi, suruhan Hindun isteri Abu Sufyan bin Harb. Dari pihak Quroisy 23 orang tewas. Sedangkan Rosul SAW terjatuh ke dalam lubang musuh, beliau dilempari batu hingga gigi dan pelipisnya penuh dengan luka dan darah, begitu juga para sahabat yang berusaha menyelamatkan Rosul mengalami luka berat bahkan ada yang sampai gugur.
  10. Perang Bani Qoinuqo, terjadi pada tahun 3 Hijriyah. Sekembali dari perang Badar, suku Yahudi dari Bani Qoinuqo melanggar perjanjian. Maka Nabi SAW dan kaum Muslimin mengepungnya selama 15 hari sehingga mereka menyerah. Lalu Nabi SAW mengusir mereka dari Madinah, sedangkan harta mereka untuk kaum Muslimin.
  11. Perang Hamro-ul Asad, pada tahun 3 Hijriyah, terjadi sehari setelah perang Uhud, hanya untuk memperlihatkan kekuatan Muslimin walaupun sempat kalah dalam perang Uhud.
  12. Perang Bani Nadhir, terjadi pada tahun 4 Hijriyah. Ketika Rosul SAW hendak mengunjungi Bani Nadhir, ia mendapat wahyu bahwa mereka akan membunuhnya. Maka Rosul SAW mengutus beberapa sahabat untuk menanyakan hal tersebut. Maka mereka membenarkannya dan menantang untuk perang. Maka Rosul dan kaum Muslimin mengepungnya selama 6 malam. Tapi kemudian pemimpin mereka minta damai dan mau menerima hukuman, maka Rosul mengusir mereka dari Madinah, karena melanggar perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
  13. Perang Dzatur Riqo (yang berbalut), terjadi pada tahun 4 Hijriyah. Kabilah Najd dari Bani Tsa’labah dan Muharib hendak menyerang kaum Muslimin. Maka Rosul SAW menyiapkan 700 tentara, di antara mereka ada yang membawa keledai yang kakinya dibalut karena patah. Kaum Muslimin menghadang musuh di luar kota Madinah. Namun karena mengetahui persiapan kaum Muslimin, maka musuh melarikan diri dan peperanganpun tidak terjadi.
  14. Perang Badar III, terjadi pada tahun 4 H. Karena tantangan Abu Sufyan setelah perang Uhud akan membalas kaum Muslimin di Badar tahun berikutnya. Maka Rosul SAW beserta 1500 tentara menuju Badar memenuhi tantangan itu. 8 malam ditunggu ternyata musuh tidak datang.
  15. Perang Bani Mustholiq, terjadi pada bulan Sya’ban tahun 5 Hijriyah. Ketua Bani Mustholiq Harits bin Abi Diror dan kabilah lain akan menyerang Madinah, maka Rosul SAW menghadang mereka di mata air yang bernama Muroisi. Maka terjadilan peperangan dan dimenangi oleh kaum Muslimin yang berhasil membunuh 10 orang kafir serta menahan lainnya, adapun sisanya telah melarikan diri. Kemudian Nabi SAW menikahi tawanan wanita yang bernama Barroh binti Harits putri pimpinan Bani Mustholiq, lalu namanya diganti menjadi Juwairiyah, seluruh tawanan bebas karena dianggap keluarga oleh Rosul SAW, dan merekapun masuk Islam.
  16. Perang Khondaq (Al-Ahzab), terjadi pada tahun 5 Hijriyah. Bangsa Yahudi dan kaum Quroisy serta kabilah lainnya membentuk 10.000 pasukan, yang dikomandoi oleh Abu Sufyan bin Harb hendak menyerang kota Madinah. Nabi SAW dengan 3000 tentaramya menghadang musuh di belakang lubang pertahanan (Khondaq) yang dibuat atas usulan Salman Al-Farisi di sepanjang utara kota Madinah. Karena terhalang lubang untuk menyerang Madinah, maka pasukan musuh mengepung Madinah selama satu bulan. Sehingga kota Madinah menjadi kacau karena kekurangan pangan dan hasutan dari orang-orang Yahudi Bani Quroidzoh. Namun salah seorang musuh dari Bani Ghothofan masuk Islam, kemudian Rosul SAW memerintahnya kembali ke tengah musuh untuk melakukan kekacauan di sana. Dan akhirnya Allah SWT mengirim angin topan mengacaukan pasukan musuh, merekapun lari meninggalkan pengepungan itu. Telah tewas dari pihak musuh sebanyak 4 orang, dan 7 orang dari pihak Muslim sebagai syuhada.
  17. Perang Bani Quroidzoh, terjadi pada tahun 5 Hijriyah. Karena Bani Quroidzoh membantu musuh dalam perang Khondaq. Maka Rosul SAW memerangi Bani Quroidzoh. Mengepung mereka dengan 3000 pasukan selama 25 hari, sampai mereka menyerah. Kemudian Rosul SAW memerintahkan Sa’ad bin Mu’az pemuka suku Aus menghukum Bani Quroidzoh, akhirnya kaum laki-laki dibunuh kecuali wanita, anak-anak, dan lansia. Dan harta benda mereka menjadi milik kaum Muslimin.
  18. Perang Dumatul Jandal, terjadi pada tahun 5 Hijriyah. Rosul SAW beserta 1000 tentaranya menuju Dumatul Jandal di perbatasan Syam, akan memerangi perampok yang sering merugikan pedagang Islam, tapi bentrokan tidak terjadi karena mereka takut dan sudah melarikan diri.
  19. Perang Bani Lahyan, terjadi pada bulan Jumadil Ula tahun 6 Hijriyah. Setelah peristiwa Roji’ dan bi’ru Ma’unah tahun 4 Hijriyah. Waktu itu Rosul SAW mengirim 6 utusan ke Bani Lahyan yang memintanya mengajar tentang agama Islam di kampung mereka, namun ketika di Roji’ 4 utusan itu dibunuh dan 2 lainnya dijual kepada kaum Quroisy, yang kemudian juga dibunuh karena menolak membunuh Nabi. Sebulan kemudian datang pemuka suku Arab Amir bin Malik (Abu Barro’) ke Madinah untuk hal yang sama yaitu minta beberapa sahabat untuk mengajar tentang agama Islam di Najd. Awalnya Nabi SAW khawatir akan terulang kembali kejadian sebelumnya, namun karena didesak maka Rosul SAW mengutus 40 orang dan menunjuk Munzir bin Amr sebagai pemimpin rombongan. Ternyata kekhawatiran Rosul itu benar-benar terjadi, ketika baru sampai di Bi’ru Ma’unah 40 utusan tadi dibunuh oleh Amir bin Thufail dari Bani Amir, kecuali 2 orang yaitu Ka’ab bin Zaid dan Amir bin Umayyah berhasil lolos. Maka 2 tahun kemudian pada bulan Jumadil Ula tahun 6 Hijriyah, Rosul SAW beserta 200 pasukan berkuda menuju Bani Lahyan, namun sampai di sana musuh sudah melarikan diri.
  20. Perang Al-Ghobah, terjadi pada tahun 6 Hijriyah. Terjadi setelah beberapa suku Arab merampok para pengembala unta Muslim dan mengambil beberapa untanya, kemudian Rosul dan 500 tentara menuju tempat bernama Al-Ghobah, tapi sampai di sana mereka sudah lari.
  21. Perang Hudaibiyah, terjadi pada bulan Dzul Qo’dah tahun 6 Hijriyah. Sebelumnya Rosul SAW bermimpi (ru’ya shodiqoh) mengelilingi Ka’bah bersama kaum Muslimin, maka Nabi dan 1500 sahabat tanpa senjata menuju Makkah untuk melaksanakan ibadah Umroh. Sesampainya di Hudaibiyah, Nabi SAW mengutus Utsman bin Affan untuk memberitahu kaum Quroisy maksud kedatangan kaum Muslimin. Tapi mereka justru menculik Utsman dan memberitahu Rosul SAW bahwa Utsman telah dibunuh. Maka Rosul SAW dan seluruh sahabatnya berjanji di bawah pohon di Hudaibiyah, mereka siap mati Syahid atas kematian Utsman. Perjanjian ini disebut Bai’atur Ridwan. Namun setelah kaum kafir Quroisy mengetahui janji setia kaum Muslimin tersebut, maka mereka membebaskan Utsman bin Affan yang ternyata belum dibunuh. Kemudian kaum Quroisy mengutus Suhail bin ‘Amr untuk membuat perjanjian dengan Rosul SAW. Maka Nabi setuju dan menunjuk Ali bin Abi Tholib sebagai penulis perjanjian dengan kaum Quroisy , perjanjian ini disebut dengan perjanjian Hudaibiyah, yang isinya sebagai berikut : 1). 10 tahun gencatan senjata, dan siapapun tidak boleh membantu kabilah lain yang akan menyerang pihak lainnya.  2). Tahun ini kaum Muslimin tidak boleh memasuki Makkah, dan ibadah Umroh ditunda sampai tahun depan tanpa membawa senjata. 3). Jika orang Quroisy ke Madinah untuk masuk Islam, maka ia harus kembali ke Makkah. Tapi sebaliknya jika kaum Muslimin ke Makkah bergabung dengan Quroisy, maka ia tidak boleh kembali ke Madinah.” Maka kembalilah kaum Muslimin ke Madinah walaupun sebagian kecewa dengan perjanjian itu karena dianggap merugikan mereka. Namun setelah turun wahyu surat Al-Fath ayat 1-3, kekecewaan mereka segera mereda.
  22. Perang Saiful Bahri, Setelah perdamaian Hudaibiyah datanglah seorang kafir Quroisy Abu Bashir (Utbah) bin Asid ke Madinah untuk masuk Islam, namun ia segera dijemput oleh 2 orang utusan Quroisy. Dan sesuai perjanjian maka Rosul SAW menyerahkan Abu Bashir ke Makkah. Namun di tengah jalan Bashir membunuh kedua utusan itu dan lari ke Saiful Bahri. Dia menyusun kekuatan dengan orang-orang Quroisy lainnya yang juga baru masuk Islam, karena mereka tidak boleh tinggal di Madinah serta tidak sudi kembali ke Makkah. Mereka menyerang setiap kafilah dagang Quroisy yang datang dari Syam. Akhirnya karena mengalami kerugian, maka dengan rasa malu kaum Quroisy meminta Rosul SAW memanggil mereka ke Madinah. Artinya kaum Quroisy melanggar perjanjian yang mereka paksakan sendiri.
  23. Perang Khoibar, terjadi pada bulan Muharam tahun 7 Hijriyah, Rosul SAW dan 1600 pasukan menuju benteng Khoibar untuk memberi pelajaran kepada kaum Yahudi yang salah satu pimpinannya bernama Huyay bin Akhtob, mereka bertanggung jawab atas terjadinya perang Khondaq. Pada malam ketujuh pengepungan, Rosul SAW menunjuk Ali bin Abi Tholib memegang panji Islam. dan pada akhirnya benteng demi benteng berhasil dikuasai oleh kaum Muslimin. Namun sebelum benteng terakhir ditaklukkan, Rosul SAW mengutus sahabat ke Fadak dan Taima’ yang mayoritas penduduknya beragama Yahudi, meminta mereka agar memeluk agama Islam atau membayar pajak. Maka tanpa banyak komentar lagi mereka lebih memilih membayar pajak kepada kaum Muslimin. Berbeda dengan penduduk Wadil Quro yang juga beragama Yahudi justru menyerang kaum Muslimin. Tapi kemudian kalah dan menyerah dan mau membayar pajak. Di antara tawanan perang Khoibar ini terdapat wanita Yahudi yang bernama Shofiyah binti Huyay bin Akhtob isteri Kinanah binti Robi’. Ayah dan suaminya terbunuh oleh tentara Islam. Untuk menghilangi rasa dendam maka Rosul menikahinya. Namun kaum Muslimin merasa khawatir atas keselamatan Rosul SAW. Dan ternyata dugaan itu keliru karena ia tetap menjadi isteri Rosul SAW yang setia. Dari peperangan ini maka habislah seluruh suku Yahudi di tanah Arab, yang beberapa tahun lalu telah diusir 3 suku Yahudi dari Madinah yaitu Bani Qoinuqo, Bani Nadhir dan  Bani Quroidzoh.
  24. Perang Umrotul Qodho, tanggal 1 Dzul Qo’dah tahun 7 Hijriyah. Rosul dan 2000 Muslimin menuju Makkah untuk ibadah Umroh yang tidak terlaksana tahun sebelumnya, sesuai perjanjian Hudaibiyah sebenarnya mereka tidak boleh bawa senjata. Tapi karena Rosul khawatir kaum Quroisy berkhianat lagi, maka Rosul perintahkan Muhammad bin Maslamah berangkat dengan 500 pasukan berkuda sebagai pengawal. Sampai di Marridh Dahron, kaum Quroisy menanyakan maksud kedatangan Muslimin ke Makkah, maka diberitahulah mereka. Namun karena benci kaum Quroisy tinggalkan Makkah ke bukit-bukit  sekelilingnya, enggan melihat kaum Muslimin beribadah.
  25. Perang Mut’ah, terjadi pada bulan Jumadil Ula tahun 8 hijriyah. Sebelumnya Rosul SAW mengutus Harits bin Umairal-Azdi untuk mengantar surat kepada Syarhabil bin Amr Al-Ghossani pemimpin Bushro di Suriah yang tunduk kepada kaisar Romawi. Tapi utusan itu justeru dibunuh olehnya. Maka Rosul SAW beserta 3000 pasukan menuju Ghossan. Setelah mendengar bahwa kaum Muslimin akan melakukan penyerangan, Syarhabil minta bantuan kepada Heraclius Raja Romawi, maka terhimpunlah sekitar 100.000 pasukan Romawi dan beberapa kabilah kumpul di Mut’ah, pasukan ini dikomandoi oleh Heraclius langsung. Sebelum berangkat menuju medan perang Rosul SAW berwasiat kepada pasukannya : “Jangan kalian mengganggu pendeta yang sedang beribadah, janganlah kalian membunuh wanita, anak-anak dan orang tua. Dan janganlah kalian merusak pohon serta bangunan umum. Pimpinan tertinggi diserahkan kepada Zaid bin Haritsah, jika ia gugur maka diganti dengan Ja’far bin Abi Tholib, jika ia gugur maka diganti oleh Abdulloh bin Rawahah”. Ketika peperangan berkobar, maka gugurlah 3 komandan tersebut satu persatu. Sehingga sebagian pasukan Muslimin lari dari medan pertempuran. Dalam situasi kritis seperti ini Kholid bin Walid mengambil alih panji Islam, maka kembalilah pasukan Muslimin yang telah mundur tadi. Setelah banyak membunuh musuh, maka Kholid memerintahkan kaum Muslimin untuk mundur dari medan perang. Tapi walaupun mereka mundur dari peperangan, mereka sudah memperlihatkan keberanian yang luar biasa kepada musuh. Setelah perang berakhir banyak tentara musuh yang masuk Islam di antaranya komandan Romawi Farwah bin Amr. Kemudian Rosul SAW menghibur tentara Islam yang sempat lari dari medan, beliau bersabda : “Merekalah yang kembali menaklukkan tentara Romawi”. Maka hilanglah rasa malu para tentara yang sempat lari itu.
  26. Perang Dzatus Salasil, terjadi pada tahun 8 Hijriyah.
  27. Perang Fathu Makkah (pembebasan kota Makkah), terjadi pada tanggal 20 Romadhon tahun 8 Hijriyah. Disebabkan karena Bani Bakr (sekutu Quroisy) sedang cekcok dengan Bani Khuza’ah (sekutu Islam). Kaum kafir Quroisy membantu Bani Bakr untuk menyerang Bani Khuza’ah, 20 orang Khuza’ah mati terbunuh. Artinya kafir Quroisy melanggar perjanjian Hudaibiyah. Rosul SAW dan 10.000 pasukan berangkat menuju kota Makkah melalui 4 penjuru ke arah kota Makkah. Pasukan Zubair bin Awam lewat jalan utara, pasukan Kholid bin Walid lewat jalan selatan, pasukan Sa’ad bin Ubadah lewat jalan barat dan pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah bersama Rosul SAW lewat kaki gunung Hind di barat laut. Maka kaum Muslimin dapat menguasai kota Makkah tanpa ada halangan apapun dari kaum kafir Quroisy, karena mereka telah bersembunyi di rumah-rumah mereka dan ada juga yang berlarian ke bukit-bukit sekitar, karena takut kaum Muslimin membalas dendam atas kejahatan yang pernah mereka lakukan. Kemudian Rosul SAW menuju Ka’bah dan menghancurkan 360 berhala menggunakan tongkatnya. Sambil membaca firman Allah, yang artinya : “Telah datang kebenaran, telah hancur kebathilan. Sungguh kebathilan telah hancur”. (QS. Al-Isro : 81). Kemudian ketika Abu Sufyan bertanya kepada Nabi SAW, apa yang akan diperbuat terhadap kaum kafir Quroisy?. Beliau hanya menjawab : “Hari ini adalah hari kasih sayang”. Dan setelah melaksanakan sholat Rosul SAW berkhutbah di depan pintu Ka’bah : “Hai kaum Quroisy, apa yang hendak aku perbuat?”. Mereka menjawab “Yang baik-baik, wahai saudara pemurah, dan anak dari yang pemurah”. Maka Rosul SAW bersabda : “Aku akan berkata seperti ucapan Yusuf kepada saudaranya, “Hari ini tak ada cercaan bagi kalian. Kalian bebas”. Itulah amnesty (pengampunan) terbesar sepanjang sejarah manusia yang diberikan Rosulullah SAW terhadap kaum kafir Quroisy yang sebelumnya telah meneror dan membantai umat Islam.
  28. Perang Hunain, setelah berhasil menaklukkan kota Makkah. Bani Hawazin dan Bani Tsaqif di timur laut Makkah menghasut para kabilah yang berada di sekitar Makkah untuk menyerang kaum Muslimin. Maka Rosul SAW mempersiapkan 12.000 tentara. Tapi kaum Muslimin meremehkan musuh, maka ALLAH memberi peringatan keras kepada mereka. Sehingga kaum Muslimin diserang habis-habisan dari bukit sekitar Hunain. Maka kaum Muslimin lari, kecuali Rosul SAW tetap tenang dan minta kepada pamannya Abbas agar mengingatkan kaum Muslimin dengan Bai’at Aqobah dan Bai’atur Ridwan. Maka sadarlah mereka dan kembali menuju medan, dan kemudian memenangkan perang. Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman ALLAH, yang artinya : “Sungguh Aku tolong kalian di banyak peperangan, dan di Hunain, ketika kamu congkak karena jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak ada manfaat sedikitpun,  bumi yang luas terasa sempit, lalu kamu lari tercerai. Maka ALLAH memberi ketenangan kepada Rosul dan yang beriman, ALLAH turunkan tentara ghoib, ALLAH  timpakan bencana ke orang kafir. (QS. At-Taubah : 25-26).
  29. Perang Thoif, terjadi pada tahun 8 Hijriyah. Setelah perang Hunain musuh pergi menuju Thoif untuk bergabung dengan Bani Tsaqif menyusun kekuatan. Mendengar rencana itu maka kaum Muslimin segera mengepung Thoif dari jarak jauh guna menghindari serangan panah dan batu. Kemudian kaum Muslimin membalas musuh dengan Man Janieq (pelempar batu) namun sia-sia, 18 hari pengepungan Rosul SAW mendapat kabar bahwa musuh memiliki persediaan makanan untuk setahun. Karena akan makan waktu lama, Rosul SAW memerintahkan kaum Muslimin kembali ke Ji’ronah untuk membagikan harta rampasan perang Hunain, lalu kembali ke kota Makkah. Hampir 2 bulan sejak Fathu Makkah, setelah ibadah umroh, Nabi dan para sahabatnya pulang ke Madinah. Namun Nabi SAW menunjuk Attob bin Asid usia 20 tahun untuk tinggal di Makkah guna mengajar agama Islam dan mengatur permasalahan Haji.
  30. Perang Tabuk, terjadi pada tahun 8 Hijriyah. Rosul SAW mendapat dapat kabar bahwa tentara Romawi dengan jumlah yang sangat besar siap menyerang Arab bagian Utara. Maka Rosul SAW segera menyiapkan 30.000 tentara, yaitu jumlah terbesar dari jumlah sebelumnya. Namun setelah mendengar persiapan tenara kaum Muslimin ini tentara musuh langsung mundur. Sehingga setibanya di Tabuk kaum Muslimin tidak melihat tentara musuh satupun, setelah menunggu beberapa hari maka mereka kembali ke Madinah. Dan untuk menjaga keamanan di perbatasan maka Nabi SAW mengadakan perjanjian dengan beberapa suku di sana, diantaranya  yaitu kabilah Jarba’, dan kabilah Azruha.

p/s utk lbh maklumat ttg ini klik ini Nisa' n Sirah.

No comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com