Pages

Sunday, July 11, 2010

RIWAYAT IMAM NAWAWI


RIWAYAT IMAM NAWAWI
Disamping gelar Al-Imam, beliau juga menjadat gelar sebagai Al-Hafiz,
Al-Faqih, Al-Muhaddith, pembela As-Sunnah, penentang bid’ah, pejuang ilmuilmu
agama. Nama lengkapnya adalah Abu Zakariya bin Syaraf bin Mari bin
Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam An-Nawawi Ad-
Dimasyqi.
Beliau dilahirkan di desa Nawa yang termasuk wilayah Hauran pada
tahun 631H. Kakek tertuanya Hizam singgah di Golan menurut adat Arab,
kemudian tinggal di sana dan Allah swt memberikan keturunan yang banyak,
salah satu diantara adalah Imam Nawawi.
Banyak orang terkemuka di sana yang melihat anak kecil memiliki
kepandaian dan kecerdasan. Mereka menemui ayahnya dan memintanya agar
memperhatikannya dengan lebih seksama. Ayahnya mendorong sang Imam
menghafazkan Al-Qur’an dan ilmu. Maka An-Nawawi mulai menghafaz Al-
Qur’an dan dididik oleh orang-orang terkemuka dengan pengorbanan harus
meninggalkan masa bermain-mainnya karena harus menekuni Al-Qur’an dan
menghafaznya. Sebagain gurunya pernah melihat bahwa Imam Nawawi
bersama anak-anak lain dan memintanya bermain bersama-sama. Karena
sesuatu terjadi diantara mereka, dia lari meninggalakn mereka sambil menangis
karena merasa dipaksa. Dalam keadaan yang demikian itu dia tetap membaca
Al-Qur’an.
Demikianlah, sang Imam tetap terus membaca Al-Qur’an sampai dia
mampu menghafaznya ketika mendekati usia baligh. Ketika berusia 9 tahun,
ayahnya membawa dia ke Damsyiq untuk menuntut ilmu lebih dalam lagi.
Maka tinggallah dia di Madrasah Ar-Rawahiyah pada tahun 649H. Dia hafal
kitab At-Tanbiih dalam tempo empat setengah bulan dan belajar Al-
Muhadzdzab karangan Asy-Syirazi dalam tempo delapan bulan pada tahun
yang sama. Dia menuntaskan ini semua berkat bimbingan gurunya Al-Kamal
Ishaq bin Ahmad bin Usman Al-Maghribi Al-Maqdisi. Dia adalah guru
pertamanya dalam ilmu fiqh dan menaruh memperhatikan muridnya ini dengan
sungguh-sungguh. Dia merasa kagum atas ketekunanannya belajar dan
ketidaksukaanya bergaul dengan anak-anak yang seumur. Sang guru amat
mencintai muridnya itu dan akhirnya mengangkat dia sebagai pengajar untuk
sebagian besar jamaahnya.
Guru-guru Imam Nawawi
Sang Imam belajar pada guru-guru yang amat terkenal seperti Abdul Aziz
bin Muhammad Al-Ashari, Zainuddin bin Abdud Daim, Imaduddin bin Abdul
Karim Al-Harastani, Zainuddin Abul Baqa, Khalid bin Yusuf Al-Maqdisi An-
Nabalusi dan Jamaluddin Ibn Ash-Shairafi, Taqiyyuddin bin Abul Yusri,
Syamsuddin bin Abu Umar. Dia belajar fighul hadits pada Asy-Syeikh Al-
Muhaqqiq Abu Ishaq Ibrahim bin Isa Al-Muradi Al-Andalusi. Kemudian belajar
fiqh pada Al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin usman Al-Maghribi Al-Maqdisi,
Syamsuddin Abdurrahman bin Nuh dan Izzuddin Al-Arbili serta guru-guru
lainnya.
Imam Nawawi tekun menuntut ilmu-ilmu agama, mengarang,
menyebarkan ilmu, beribadah, berdzikir, sabar menjalani hidup yang amat
sederhana dan berpakaian tanpa berlebihan.
Para Penerus Imam Nawawi
Tidak sedikit ulama yang datang untuk belajar ke Iman Nawawi. Diantara
mereka adalah Al-Katib Shadrudin Sulaiman Al-Ja’fari, Syihabuddin Al-Arbadi,
Shihabuddin bin Ja’Waan, ‘Alaudin Al-Athaar dan yang meriwayatkan hadits
darinya Ibnu Abil Fath, Al-Mazi dan lainnya.


Kesungguhan dan Ijyihadnya

Setiap hari sang imam harus membaca dan mempelajari 12 pelajaran pada
guru-gurunya. Ini menjadi kewajiban dan syaratnya. Beliau membuat catatan atas semua hal yang berkaitan dengan apa yang dipelajari dengan cara memberi penjelasan atas bagian-bagian yang rumit baik itu dengan memberinya ibarat atau ungkapan yang lebih jelas dan mudah
dipelajari, termasuk pula perbaikan dan pembenaran dari segi bahasanya.
Beliau tidak mau menghabiskan waktunya kecuali menuntut ilmu.
Bahkan ketika beliau pergi ke manapun, dalam perjalanan hingga pulang ke
rumah, beliau sibuk mengulangi hafalan-hafalan dan bacaan-bacaannya. Beliau
bermujadalah dan mengamalkan ilmunya dengan penuh warak dan
membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh buruk sehingga dalam waktu yang
singkat baliau telah hafal hadits-hadits dan berbagai disiplin ilmu hadits.
Sebagai seorang penegak kebenaran, beliau dengan gagah berani
menghadapi kedzaliman para penguasa dengan nasihat-nasihat yang bestari dan
mengingkari mereka atas pelanggaran yang mereka lakukan sebagai seorang
penguasa. Belaiu tidak terpengaruh oleh celaan orang-orang yang mencelanya
dalam menegakkan agama Allah swt. Jika tidak mungkin menghadapi mereka
secara langsung, beliau akan menulis surat-surat yang ditujukan kepada mereka
sebagai media dakwahnya. Beliau senantiasa diliputi ketenangan dan
kewibawaan ketika membahas masalah-masalah agama bersama para ulama
dengan mengikuti warisan Salafus Sholeh dan Ahli Sunnah wal Jama’ah.
Tidak perlu disinggung lagi kalau beliau amat rajin membaca Al-Qur’an,
berdzikir dengan nama-nama Allah Yang Agung (Asmaul Husna), berpaling
dari dunia dan memusatkan perhatian dalam urusan-urusan dunia yang
memiliki konsekuensi akhirati.

Kitab-kitab Imam Nawawi
Beliau telah menghasilkan banyak kitab, diantaranya: Syarah Muslim, Al-
Irsyad dan At-Taqrib berkenaan dengan segi-segi umum hadits, Tahdzibul
Asmaa’wal Lughaat, Al-Manaasik Ah-Shughra dan Al-Manaasik Al-Kubra,
Minhajut Taalibin, Bustaanul ‘Arifiin, khulaasahtul Ahkaam fi Muhimmaaatis
Sunan wa Qawaa’idil Islam, Raudhatut Taalibiin fii ‘Umdatil Muftiin, Hulyatul
Abrar wa Syi’aarul Akhyaar fii Talkhiishid Da’awaat wal Adzkaar yang lebih
dikenal dengan nama Al-Adzkaar lin Nawawi dan At-Tibyaan fii Aadaabi
Hamalatil Quran yaitu kitab yang sekrang pembaca simak serta karangankarangan
lain yang berfaedah dan bermanfaat bagi syiar Islam.
Imam Nawawi Meninggal Dunia
Di penghujung usianya, Imam Nawawi bertolak ke negeri kelahirannya
dan berziarah ke Al-Quds dan Al-Khalil. Kemudian beliau kembali ke Nawa dan
ketika itulah beliau sakit di samping ayah bundanya. Imam Nawawi
rahimaullah wafat pada malam Rabu 24 Rajab tahun 676H dan dimakamkan di
Nawa. Kuburan beliau sangat terkenal dan selalu diziarahi orang-orang yang
mengagumi perjuangannya dalam menegakkan agama Islam.
Kepergian sang Imam telah menyebabkan kesedihan tiada terhingga bagi
penduduk Damsyiq. Mudah-mudahan Allah swt selalu menganugerahi
rahmatNya dan meninggikan derajatnya di syurga.

No comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com